Minggu, 01 Maret 2009
Pelajaran Berharga
1. Pelajaran Penting ke-1
Pada bulan ke-2 diawal kuliah saya, seorang Profesor
memberikan quiz mendadak pada kami.
Karena kebetulan cukup menyimak semua kuliah-kuliahnya, saya
cukup cepat menyelesaikan
soal-soal quiz, sampai pada soal yang terakhir.
Isi Soal terakhir ini adalah : Siapa nama depan wanita yang
menjadi petugas pembersih sekolah?
Saya yakin soal ini cuma "bercanda".
Saya sering melihat perempuan ini. Tinggi, berambut gelap dan
berusia sekitar 50-an,
tapi bagaimana saya tahu nama depannya... ?
Saya kumpulkan saja kertas ujian saya, tentu saja dengan
jawaban soal terakhir kosong.
Sebelum kelas usai, seorang rekan bertanya pada Profesor itu,
mengenai soal terakhir akan
"dihitung" atau tidak. "Tentu Saja Dihitung !!" kata si
Profesor.
"Pada perjalanan karirmu, kamu akan ketemu banyak orang.
Semuanya penting !!!
Semua harus kamu perhatikan dan pelihara, walaupun itu cuma
dengan sepotong senyuman,
atau sekilas "hallo"! Saya selalu ingat pelajaran itu.
Saya kemudian tahu, bahwa nama depan ibu pembersih sekolah
adalah "Dorothy".
2. Pelajaran Penting ke-2 - Penumpang yang Kehujanan
Malam itu, pukul setengah dua belas malam. Seorang wanita
negro rapi yang sudah berumur,
sedang berdiri di tepi jalan tol Alabama. Ia nampak mencoba
bertahan dalam hujan yang sangat
deras, yang hampir seperti badai. Mobilnya kelihatannya lagi
rusak, dan perempuan ini sangat ingin
menumpang mobil. Dalam keadaan basah kuyup, ia mencoba
menghentikan setiap mobil yang lewat.
Mobil berikutnya dikendarai oleh seorang pemuda bule, dia
berhenti untuk menolong ibu ini.
Kelihatannya si bule ini tidak paham akan konflik etnis tahun
1960-an, yaitu pada saat itu.
Pemuda ini akhirnya membawa si ibu negro selamat hingga suatu
tempat, untuk mendapatkan
pertolongan, lalu mencarikan si ibu ini taksi.
Walaupun terlihat sangat tergesa-gesa, si ibu tadi bertanya
tentang alamat si pemuda itu,
menulisnya, lalu mengucapkan terima kasih pada si pemuda.
7 hari berlalu, dan tiba-tiba pintu rumah pemuda bule ini
diketuk Seseorang.
Kejutan baginya, karena yang datang ternyata kiriman sebuah
televisi set besar berwarna (1960-an !)
khusus dikirim ke rumahnya.
Terselip surat kecil tertempel di televisi, yang isinya adalah :
" Terima kasih nak, karena membantuku di jalan Tol malam itu.
Hujan tidak hanya membasahi
bajuku, tetapi juga jiwaku. Untung saja anda datang dan
menolong saya.Karena pertolongan anda,
saya masih sempat untuk hadir disisi suamiku yang sedang
sekarat..hingga wafatnya.
Tuhan memberkati anda,karena membantu saya dan tidak
mementingkan dirimu pada saat itu"
- Tertanda Ny. Nat King Cole -
*) Catatan : Nat King Cole, adalah penyanyi negro tenar thn.
60-an di USA
3. Pelajaran penting ke-3
Selalulah perhatikan dan ingat, pada semua yang anda layani.
Di zaman eskrim khusus (ice cream sundae) masih murah, seorang
anak laki-laki umur 10-an tahun
masuk ke Coffee Shop Hotel, & duduk di meja. Seorang pelayan
wanita menghampiri, & memberikan
air putih dihadapannya. Anak ini kemudian bertanya "Berapa
ya,... harga satu ice cream sundae?"
katanya. "50 sen..." balas si pelayan. Si anak kemudian
mengeluarkan isi sakunya & menghitung
serta mempelajari koin-koin di kantongnya.... "Wah... Kalau
ice cream yang biasa saja berapa?"
katanya lagi. Tetapi kali ini orang-orang yang duduk di
meja-meja lain sudah mulai banyak..,
dan pelayan ini mulai tidak sabar. "35 sen" kata si pelayan
sambil uring-uringan.
Anak ini mulai menghitungi dan mempelajari lagi koin-koin yang
tadi dikantongnya.
"Bu... saya pesan yang ice cream biasa saja ya..." ujarnya.
Sang pelayan kemudian membawa ice cream tersebut, meletakkan
kertas kuitansi di atas meja
dan terus melengos berjalan. Si anak ini kemudian makan
ice-cream, bayar di kasir, dan pergi.
Ketika si Pelayan wanita ini kembali untuk membersihkan meja
si anak kecil tadi, dia mulai
menangis terharu.
Rapi tersusun disamping piring kecilnya yang kosong, ada 2
buah koin 10-sen & 5 buah koin 1-sen.
Anda bisa lihat...anak kecil ini tidak bisa pesan Ice-cream
Sundae, karena tidak memiliki cukup
uang untuk memberi sang pelayan uang tip yang "layak" ...
4. Pelajaran penting ke-4 - Penghalang di Jalan Kita
Zaman dahulu kala, tersebutlah seorang Raja, yang menempatkan
sebuah batu besar di tengah jalan.
Raja tersebut kemudian bersembunyi, untuk melihat apakah ada
yang mau menyingkirkan batu itu
dari jalan. Beberapa pedagang terkaya yang menjadi rekanan
raja tiba ditempat, untuk berjalan
melingkari batu besar tersebut.
Banyak juga yang datang, kemudian memaki-maki sang Raja,
karena tidak membersihkan jalan
dari rintangan.
Tetapi tidak ada satupun yang mau melancarkan jalan dengan
menyingkirkan batu itu.
Kemudian datanglah seorang petani, yang menggendong banyak
sekali sayur mayur.
Ketika semakin dekat, petani ini kemudian meletakkan dahulu
bebannya, dan mencoba memindahkan
batu itu kepinggir jalan. Setelah banyak mendorong dan
mendorong, akhirnya ia berhasil menyingkirkan
batu besar itu. Ketika si petani ingin mengangkat kembali
sayurnya, ternyata ditempat batu tadi ada
kantung yg berisi banyak uang emas dan surat Raja. Surat yang
mengatakan bahwa emas ini hanya
untuk orang yang mau menyingkirkan batu tersebut dari jalan.
Petani ini kemudian belajar, satu pelajaran yang kita tidak
pernah bisa mengerti.
Bahwa dalam setiap rintangan, tersembunyi kesempatan yg bisa
dipakai untuk memperbaiki hidup kita.
5. Pelajaran penting ke-5 - Memberi, ketika dibutuhkan
Waktu itu, ketika saya masih seorang sukarelawan yang bekerja
di sebuah rumah sakit, saya
berkenalan dengan seorang gadis kecil yang bernama Liz,
seorang penderita satu penyakit serius
yang sangat jarang. Kesempatan sembuh, hanya ada pada adiknya,
seorang pria kecil yang
berumur 5 tahun, yang secara mujizat sembuh dari penyakit yang
sama.
Anak ini memiliki antibodi yang diperlukan untuk melawan
penyakit itu. Dokter kemudian mencoba
menerangkan situasi lengkap medikal tersebut ke anak kecil
ini, dan bertanya apakah ia siap
memberikan darahnya kepada kakak perempuannya. Saya melihat si
kecil itu ragu-ragu sebentar,
sebelum mengambil nafas panjang dan berkata "Baiklah... Saya
akan melakukan hal tersebut....
asalkan itu bisa menyelamatkan kakakku". Mengikuti proses
tranfusi darah, si kecil ini berbaring
di tempat tidur, disamping kakaknya. Wajah sang kakak mulai
memerah, tetapi Wajah si kecil mulai
pucat dan senyumnya menghilang. Si kecil melihat ke dokter
itu, dan bertanya dalam suara yang
bergetar...katanya "Apakah saya akan langsung mati dokter... ?"
Rupanya si kecil sedikit salah pengertian.
Ia merasa, bahwa ia harus menyerahkan semua darahnya untuk
menyelamatkan jiwa kakaknya.
Lihatlah...bukankah pengertian dan sikap adalah segalanya.... ?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar