Minggu, 29 Maret 2009

MENANTI PEMIMPIN BARU YANG IDEAL

Sekilas Seratus hari jenjang waktu yang dipatok seluruh masyarakat Indonesia untuk memotret kinerja pasangan presiden panutan rakyat Susilo Bambang Yudoyono dan Jusuf Kalla, sebagai bapak rakyat yang dipilih secara langsung dan terpilih langsung oleh masyarakat, masih berkutat pada jarum jam yang sama , ada bergerak – pindah sedikit tapi belum tampak banyak parubahan. Namun demikian, keseriusan SBY – JK untuk memberantas KKN dan sejenis sampai ke akar – akarnya patut kita beri acungan duo jempol, terbukti dalam seratus hari sudah banyak pejabat hitam dibuat ‘gamang’ nginap di bui dan masih saja terus menjalani prosesi hukum yang menjerat mereka dengan pasal – pasal yang sebenarnya sudah hafal dalam benak mereka, anti hukum..??? gak jamannya lagi. Keprofesionalan SBY – JK juga tidak kepalang basah tuk mengangkat para mentri – mentri dengan membuat kontrak tanggung jawab moral pada rakyat sebagai public service dan balas budi. Menanti sosok pemimpin baru yang ideal mempunyai integritas dan berkarisma seperti Jendral Susilo Bambang Yudoyono (SBY) juga sangat diharapkan oleh masyarakat Kabupaten Agam yang cenderung sudah piawai mengotak atik calon pemimpin daerah Agam lima tahun ke depan yang berlambangkan ‘harimau lalok’ tersebut. Gong Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang tinggal menghitung hari ini sudah tersiar sampai ke pelosok nagari, mulai dari rumah bagonjong Agam sampai ke kedai – kedai favorite. Kampanye terselubung pun sudah mulai di mainkan dan di lego malahan ada yang terang – terangan, why not…?? selama konteks kampanye berjalan secara fair, ‘Say No To Negative thinking and Black Campaign’. Tunjukkan pada masyarakat gimana cara berkampanye secara kekeluargaan dan menjadi tauladan yang baik oleh masing - masing Tim sukses sang pemimpin. Dari sistem pemilihan secara langsung dapat kita telaah bahwa sangat jauh berbeda daya tawarnya dibandingkan tahun – tahun sebelumnya yang bisa ditunjuk langsung oleh Dewan Perwakilan Rakyat, tidak tertutup juga kemungkinan adanya kongkalingkong dan bim salabim tapi itukan dulu, sekarang masyarakat yang pegang stir. Banyaknya bermunculan wajah – wajah baru menghiasi percaturan polik di Kabupaten Agam sudah selayak nya kita berikan applaus sebagai tanda awal tegak nya demokrasi disini dan kita pun tidak menafikan bahwa kandidat – kandidat tersebut juga mempunyai standararisasi dan manuver kepemimpinan yang sudah kenyang melintang di peta peta percaturan politik, begitu juga buat pemimpin agam di penutup jabatannya juga berhak maju kembali sekiranya masih di minanti rakyat, semuanya hanya bisa kita lihat pada final PILKADA secara langsung nantinya. Belajar dari pengalaman masa lalu, menuai nya di masa sekarang hal yang patut buat diapungkan supaya masyarakat kita bisa menjaring pemimpin terpilih nanti bersesuaian dengan prioritas pintar pemilih. Akankah hadir sosok SBY ditengah – tengah masyarat Agam..? yang memiliki wibawa, berintegritas tinggi, bertanggung jawab moral dan memberikan rasa aman serta menjulangkan prestasi Agam kedepan dalam pembangunan merata dan belajar pada sosok matahari terbit. Sehingga tugas yang dilimpahkan pada sosok terpilih nanti dapat bersinergi dengan tuntutan masyarakat banyak seperti pepatah ‘ke bukit sama mendaki ke lurah sama menurut, berat sama di pikul ringan sama di jinjing’ selama lima tahun kedepan. Harapan kita dan Masyarakat Kabupaten Agam nantinya, siapapun dia sosok pemimpin ideal adalah benar – benar pemenang telak, pemenang masyarakat, dan tampil sebagai tauladan yang bisa bersanding dengan masyarakat untuk menciptakan iklim yang kondusif dan disiplin. [ Artikel 07 Januari 2005 ]

0 komentar:

Posting Komentar