Senin, 24 September 2012

TIPS AMBIL HATI ATASAN (TANPA MENJILAT)

Ingin naik jabatan? Pastinya hal tersebut jadi dambaan. Karier naik dan tentu demikian juga dengan gaji. Karena itu, sesekali Anda juga harus pintar-pintar mengambil “hati” atasan. Tentu, bukan dengan cara menjilat atau mencari muka.

Berikut beberapa tips yang sebagian disarikan dari buku Lead Your Boss: the Subtle Art of Managing Up yang ditulis oleh John Baldoni yang dapat Anda terapkan di kantor/instansi agar atasan “jatuh cinta”, tanpa membuat rekan kerja menganggap kita hanya cari muka.

Nikmati Pekerjaan

Selalu tampil ceria dan antusias, walaupun beban pekerjaan yang diberikan atasan kepada Anda sangat banyak. Tunjukan sikap dan kepribadian yang positif setiap saat. Tapi, kita tetap harus tahu batas kemampuan yang dimiliki. Katakan terus terang kepada atasan bila kita tidak mampu mengerjakannya sendiri.

Bekerja maksimal

Yakinkan dan tunjukkan kepada atasan bahwa Anda bisa bekerja dengan tanggung jawab 100%. Selesaikan pekerjaan sebelum waktu deadline yang telah ditentukan, dan selalu tepat waktu.

REKAN KERJA (PENJILAT)


Sebenarnya kantor atau tempat kerja itu merupakan tempat kedua selain rumah kita, dan tempat untuk mengukir prestasi, mencari wawasan dan mendapatkan lingkungan kerja beserta teman yang baru. Tetapi tak asing lagi ketika kita mendengar maupun melihat, baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung apa arti kata mencari muka??

Mencari muka yaitu ketika berbicara dengan rekan sekerjanya, ia selalu baik dihadapannya, tetapi sangatlah buruk dibelakangnya. Seperti mereka menusuk pisau kepada seseorang dari arah belakang.

Kita ambil satu contoh, ketika ada satu rekan sekerja disuatu perusahaan/instansi yang selalu ingin mengambil perhatian lebih dari orang2 disekitarnya dan ia sangat berfokus sekali dalam aksinya agar bisa mendapatkan simpatik lebih dari atasannya.

Dan ketika mereka mulai menjalankan aksinya, mereka sangatlah cerdik agar maksud dan tujuan terselubung mereka tidak bisa sampai diketahui oleh rekan sekerjanya, akan tetapi ada juga yang tidak mau peduli dengan hal itu.

TIPS BELAJAR EFEKTIF DAN EFISIEN

Belajar adalah sesuatu yang menyegarkan. Jadi hadapi dengan penuh keceriaan dan hati bahagia, anggap buku tebal-tebalmu itu seperti sebuah novel petualangan yang sangat seru, buku cerita yang amat menantang, dan games yang sulit dipecahkan sehingga bersemangat.
Tentu, belajar juga ada cara-caranya, dan setiap orang pasti berbeda-beda. Beberapa poin emas tips belajar:
  1. Hari pertama sekolah, ulang kembali pelajaran yang didapat. Baca secara singkat pelajaran yang akan diajarkan esok hari buat kerangkanya saja. Begitu pelajaran itu diterangkan esoknya, kamu sudah punya gambaran. Dan sepulang sekolah kamu tinggal mengulang untuk  bikin kesimpulan atau ringkasan saja.
  2.  Usahakan untuk konsentrasi penuh saat guru mengajar di dalam kelas.
  3. Mengetik atau menulis kembali pelajaran yang telah diajarkan juga akan membantu, karena sama saja dengan membaca.
  4. Setelah membaca ulang pelajaran, cobalah buat kesimpulan dengan kalimatmu sendiri. Ini akan membantu agar materi tersebut membekas tajam dalam memorimu.

Minggu, 04 Maret 2012

Pemimpin (dihargai)

Setiap individu adalah pemimpin. Setiap pemimpin adalah pengambil keputusan. Dan sebuah keputusan harus diambil.

Mengapa sebuah keputusan harus diambil? Di tengah situasi hidup yang terasa semakin menghimpit, menyikut dan menindas, berbagai pilihan dalam hidup menyerbu. Setiap orang mendapatkan pilihan-pilihan dalam hidup dimana setiap pilihan mengantarkan pada pilihan berikutnya. Hidup adalah rangkaian pilihan-pilihan dimana setiap orang adalah pemimpin (dirinya sendiri) untuk mengambil keputusan.

Beberapa dari kita mungkin mengejar segala sesuatu yang bisa menaikkan status sosial. Misal, ada yang rela sampai ngutang untuk membeli gadget mahal, mobil, atau apalah. Tujuan akhirnya agar bisa dihargai dan diterima oleh lingkungan sosialnya. Ya, kita butuh penghargaan karena kita semua memiliki nilai.

Sayangnya, kehidupan ini bagaikan sebuah cermin. Seringkali kita ingin untuk dihargai tapi enggan untuk menghargai orang terlebih dahulu. Bahkan kadang saking inginnya kita menggunakan power yang tidak semua orang miliki. Misalnya : jabatan. Bisa sih, hanya seberapa tulus orang menghargai Anda. Kalau sudah tidak menjabat? Anda bakalan ditinggalkan malahan mungkin di buang!

Lain dengan pemimpin yang biasa menghargai timnya. Mereka akan mendapatkan penghargaan balik,  loyalitas yang luar biasa dari tim yang dipimpinnya. Bahkan pemimpin model ini bakal dielu-elukan, kalau perlu dipertahankan oleh timnya.

Mari, kita mencoba belajar menghargai orang lain. Jangan melihat dari strata sosialnya atau apa pekerjaannya. Mereka semua manusia, sama seperti kita. Dan lagipula di mata Sang Pencipta, bukan harta, materi atau status sosial yang membedakan antar manusia tapi ketakwaannya terhadap Sang Khalik. Boleh jadi mereka yang tidak kita hargai karena levelnya di bawah kita jauh lebih mulia di mata PenciptaNYA.