Rabu, 29 April 2009

Kualitas Telekomunikasi Ikut Drop Seiring Penurunan Tarif

Jakarta - Sejak setahun diberlakukannya penurunan tarif pungut ritel telekomunikasi, pelanggan ternyata tak seluruhnya merasa dipuaskan meskipun tarif semakin murah. Sebab, kualitas jaringan malah semakin memburuk. Hasil riset Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI) terhadap 200 responden menyebutkan, jika tadinya pelanggan merasa layanan cukup berkualitas (78%) sebelum adanya penurunan tarif, angka itu melorot menjadi 59% setelah beleid 1 April 2008 dikeluarkan. Tercatat, pelanggan merasa kualitas layanan menjadi buruk. Meningkat dari 13% menjadi 34% setelah beleid terbit. "Padahal untuk mengakses telekomunikasi responden mengeluarkan biaya sebesar 100 hingga 200 ribu setiap bulannya," kata Direktur LPPMI Mazwita Idrus dalam acara 'Evaluasi Satu Tahun Beleid Penurunan Tarif' di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (29/4/2009). Sedangkan untuk gangguan yang paling tinggi dirasakan pelanggan adalah sulit melakukan panggilan (45%), drop call (27%), dan SMS tak terkirim (15%). Sekretaris Jenderal Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia (ATSI) Dian Siswarini, menjelaskan, penurunan kualitas layanan terjadi karena lonjakan jumlah pelanggan yang tak disertai peningkatan infrastruktur operator yang memadai. "Kebutuhan infrastruktur jaringan tak sekadar penambahan infrastruktur base transceiver station (BTS) saja, namun penambahan slot frekuensi untuk menampung jumlah pelanggan yang terus bertambah," ujarnya. Pengamat Telematika Miftadi Sudjai mengakui kemampuan jaringan telekomunikasi di Indonesia untuk menghadapi trafik sudah mulai kepayahan karena kurangnya sumber daya frekuensi. Untuk jaringan GSM 900, sudah terdapat sekitar 24 carrier FDD dengan kapasitas 200 kHz. Sedangkan untuk jaringan 3G dengan 12 carrier FDD memiliki kapasitas 2x5 Mhz dengan lima operator. "Menurut saya, cara meningkatkan kapasitas jaringan harus melalui cara menggunakan menara bersama untuk menghemat biaya investasi. Namun pemerintah juga seharusnya mendukung dengan penambahan kanal frekuensi," tandas Miftadi.

0 komentar:

Posting Komentar