Minggu, 10 Mei 2009
Pelajar Indonesia Raih The Best Experiment Olimpiade Fisika Asia ke-10
Jakarta, Sabtu (2 Mei 2009) -- Pelajar Indonesia berhasil meraih penghargaan the best experiment pada ajang Olimpiade Fisika Asia ke-10 atau 10th Asian Physics Olympiad (APhO) yang berlangsung 24 April - 2 Mei 2009 di Bangkok, Thailand.Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) berhasil memenuhi target meraih dua medali emas.
Selain meraih dua medali emas, tim berhasil menyumbangkan empat medali perak dan dua medali perunggu. Pada kompetisi yang diikuti 15 negara di kawasan Asia itu, Indonesia menjadi salah satu dari empat negara peserta yang berhasil meraih medali emas. Empat negara peserta tersebut, yakni Cina (8 emas), Taiwan (7), Thailand (5), dan Indonesia (2).
Direktur Pembinaan SMA Depdiknas Sungkowo Mujiamanu mengatakan, prestasi yang diraih para pelajar ini sangat menggembirakan. Ajang ini, kata dia, sekaligus sebagai uji coba untuk mengikuti olimpiade tingkat dunia yang akan diselenggarakan pada Juli mendatang.
Sungkowo menyampaikan, pemerintah menjamin akan memberikan beasiswa kepada peraih medali emas untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. "Beasiswa diberikan baik di dalam maupun di luar negeri. Terserah mereka ingin melanjutkan ke mana," katanya saat menyambut kedatangan tim di terminal kedatangan internasional IId Bandara Intenasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Sabtu (2/05/2009).
Adalah Winson Tanputraman dari SMA K 1 BPK Penabur Jakarta berhasil meraih nilai tertinggi pada soal eksperimen, sekaligus meraih medali emas. Pada kompetisi yang sama tahun lalu, Winson meraih penghargaan honorable mention. "Hasil eksperimen saya cukup bagus, tetapi tidak menyangka dapat meraih the best. Strategi saya adalah seteliti mungkin dalam mengerjakan soal eksperimen," katanya.
Winson yang berkeinginan meneruskan kuliahnya di Amerika Serikat bidang teknik ini mengaku tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal - soal yang diujikan. Bekal pengetahuan yang diperoleh selama pelatihan dirasa cukup baginya untuk menyelesaikan soal ujian baik teori maupun praktek. "Tahun lalu saya sudah pernah ikut, jadi tidak terlalu tegang mengerjakan soal. Lawan yang paling berat adalah dari Cina dan Taiwan. Saya berharap dapat mempertahankan prestasi ini di olimpiade tingkat internasional, " katanya.
Emas kedua Indonesia dipersembahkan oleh Dzuhri Radityo Utomo dari SMAN 1 Yogyakarta. "Soal - soalnya tidak terlalu sulit. Hanya pada bagian eksperimen agak susah dapat hasil yang bagus. Saya berharap dapat medali emas di tingkat internasional," katanya.
Dzuhri mengaku baru pertama kali ikut olimpiade di tingkat internasional. Sebelumnya, dia pernah dua kali mengikuti ajang tingkat nasional. Berbeda dengan Winson, Dzuhri berkeinginan melanjutkan kuliah di dalam negeri yaitu pada Jurusan Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Adapun empat medali perak disumbangkan masing-masing oleh Andri Pradana dari SMA K 1 BPK Penabur Jakarta, Fernaldo Richtia Winnerdy dari SMA K Gading Serpong Banten, Sandoko Kosen dari SMA Sutomo 1 Medan, dan Paul Zakharia Fajar Hanakata dari SMAN 1 Denpasar Bali.
Sementara dua medali perunggu masing - masing diraih oleh Muhammad Sohibul Maromi dari SMAN 1 Pamekasan dan Brigitta Septriani dari SMA Santo Petrus Pontianak.***
Sumber: Pers Depdiknas
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar